e-learning stikes syedza

2024-10-07 01:48:55  Source:e-learning stikes syedza   

e-learning stikes syedza,erek2 85,e-learning stikes syedza

JPNN.com » Ekonomi » Investasi » Energy Watch Dukung Prabowo yang Bertekad Kembangkan Energi Terbarukan

Energy Watch Dukung Prabowo yang Bertekad Kembangkan Energi Terbarukan

Sabtu, 09 Maret 2024 – 01:02 WIB Energy Watch Dukung Prabowo yang Bertekad Kembangkan Energi TerbarukanFacebook JPNN.comTwitter JPNN.comPinterest JPNN.comLinkedIn JPNN.comWhatsapp JPNN.comTelegram JPNN.comCapres nomor urut 2 pada Pilpres 2024 Prabowo Subianto. Foto: arsip JPNN.com/Ricardo

jpnn.com - Direktur Eksekutif Energy Watch Daymas Arangga Radiandra mendukung rencana dan tekad Menteri Pertahanan Prabowo Subianto untuk menyetop impor bahan bakar minyak (BBM) dengan mengembangkan green energy atau energi baru dan terbarukan.

Menurut Daymas, Indonesia mempunyai resources yang cukup untuk menutupi kekurangan kebutuhan minyak mentah dalam negeri.

Oleh karena itu, secara perlahan diganti dengan energi alternatif bersumber dari energi terbarukan seperti singkong, tebu, sawit yang tumbuh subur di Indonesia sehingga dapat meminimalisir impor BBM.

Baca Juga:
  • Pakar Mendukung Rencana Prabowo Setop Impor BBM dan Mengganti dengan Energi Terbarukan

“Kalau dibilang memungkinkan, kami dari Energy Watch melihat mungkin tetapi kita perlu lihat lagi ya total nilai impor BBM saat ini itu di kisaran di atas 30 juta kilo liter per tahun itu nilai impor total, sebanyak itu ya per tahun yang memang kita perlu tanggung,” ujar Daymas, Jumat (8/3/2024).

“Dan, kalau berbicara minyak mentah saat ini kita masih kekurangan sekitar 1 juta barel oil per hari yang perlu kita tanggung jawab supaya tidak sama sekali impor kalau dibilang mungkin,” sambungnya.

Menurut Daymas, untuk menutup keran impor BBM, maka pemerintah perlu menyiapkan strategi memperluas resources untuk dijadikan sebagai alternatif untuk BBM.

Baca Juga:
  • Dukung Energi Terbarukan, Lembaga Penelitian Indonesia-Amerika Perkuat Kerja Sama

Secara jangka pendek, kata Daymas, pemerintah melalui Pertamina perlu menggenjot produksi minyak nasional untuk mengejar target konsumsi kebutuhan harian minyak yang mencapai 1 juta barel per hari.

“Jadi, pasti harus kalau misalnya dibilang kita akan menyetop impor ada mitigasi-mitigasi yang dilakukan salah satu misalnya menambah kegiatan eksplorasi migas yang akhirnya itu bisa menambah jumlah produksi harian dengan target kekurangan satu juta barel per harinya,” ucapnya.

Read more