mie jeruk limau

2024-10-09 03:01:50  Source:mie jeruk limau   

mie jeruk limau,kode alam kunci,mie jeruk limau

JPNN.com » Internasional » Eropa » Rusia Jilat Ludah Sendiri soal Mariupol, Ribuan Warga Sipil Kembali dalam Bahaya

Rusia Jilat Ludah Sendiri soal Mariupol, Ribuan Warga Sipil Kembali dalam Bahaya

Minggu, 24 April 2022 – 16:03 WIB Rusia Jilat Ludah Sendiri soal Mariupol, Ribuan Warga Sipil Kembali dalam BahayaFacebook JPNN.comTwitter JPNN.comPinterest JPNN.comLinkedIn JPNN.comWhatsapp JPNN.comTelegram JPNN.comBanyak bangunan bangunan hancur akibat gempuran saat konflik Ukraina-Rusia terus berlangsung di selatan kota pelabuhan Mariupol, Ukraina, Selasa (19/4/2022). Foto: ANTARA FOTO/REUTERS/Alexander Ermochenko/aww/cfo

jpnn.com, MARIUPOL - Rusia kembali menggempur pertahanan terakhir Ukraina di pabrik baja raksasa Mariupol, beberapa hari setelah Moskow menyatakan menang atas kota di selatan itu dan mengatakan pasukannya tidak perlu mengambil alih pabrik tersebut.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan militer mereka belum siap untuk mencoba menerobos kepungan Mariupol.

Namun, Zelenskyy mengatakan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken dan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin akan mengunjungi Kiev pada Minggu dan membahas jenis senjata yang dibutuhkan Ukraina saat invasi Rusia memasuki bulan ketiga.

Baca Juga:
  • Gawat! Rusia 2 Kali Menggempur Mariupol dengan Rudal Hipersonik, Begini Dampaknya

"Begitu kami memiliki (senjata lainnya), begitu jumlah sudah cukup banyak, percaya pada saya, kami akan segera merebut wilayah di sana sini, yang untuk sementara diduduki," kata Zelenskyy saat konferensi pers, Sabtu (23/4).

Gedung Putih tidak mengiyakan rencana perjalanan Blinken dan Austin. Sedangkan Departemen Luar Negeri dan Pentagon enggan berkomentar.

Serangan terhadap Mariupol, pertempuran konflik terparah, membabi buta selama beberapa pekan.

Baca Juga:
  • Rusia Kepung Kota Mariupol, Ukraina Menolak Menurunkan Senjata

Pendudukan kota tersebut dianggap penting bagi upaya Rusia untuk menghubungkan wilayah Donbas timur dengan Krimea, semenanjung Laut Hitam yang direbut Moskow pada 2014.

Kelompok separatis dukungan Moskow sudah bertahun-tahun menguasai wilayah di Donbas.

Read more